Akhirnya Kucing-Kucing Kesayangan Sampai di Tallinn

Cerita proses kami memindahkan kucing-kucing kesayangan dari Denpasar ke Tallinn.

pribadi

Setelah lima bulan berpisah, akhirnya kucing-kucing kesayangan bergabung kembali dengan istri dan saya. Prosesnya cukup panjang untuk memindahkan mereka dari Denpasar sampai ke Tallinn, dan lumayan memakan biaya yang tidak sedikit. Untung saja biaya relokasi kucing-kucing ini juga sebagian besar ditanggung oleh tempat saya bekerja yang memang menganggap hewan peliharaan adalah bagian dari keluarga.

Beberapa orang sempat mengira kalau kucing-kucing kami adalah kucing ras yang mahal, karena kami sampai bersusah payah memindahkan mereka. Padahal mereka adalah kucing-kucing kampung biasa yang datang sendiri ke rumah waktu masih kecil dan akhirnya kami adopsi. Mereka sudah kami adopsi dari semenjak kami tinggal di Tangerang Selatan tahun 2015 dan ikut pindah ke Denpasar pada tahun 2018. Jadi memang sudah menjadi bagian dari keluarga.

Kucing di rumah baru
Kucing kampung Tangerang Selatan di rumah baru di Tallinn.

Memindahkan hewan peliharaan ke luar negeri tentu tidak semudah melakukan pindahan di dalam negeri. Ada banyak aturan yang perlu dicermati, apalagi kami pindahnya ke negara anggota Uni Eropa. Uni Eropa ini terkenal sebagai wilayah yang paling banyak aturannya. Yang membuat kami sempat setres adalah jadwal pindahan yang cukup padat. Kami hanya punya waktu sekitar 3 bulan semenjak saya dinyatakan diterima di kantor di Estonia. Lalu apa saja yang kami persiapkan untuk merelokasi bocah-bocah bulu kami?

Mencari aturan impor hewan di Estonia

Ini adalah hal yang pertama kali kami lakukan. Bermodal Google, kami mencari tahu bagaimana caranya membawa masuk hewan peliharaan dari negara dunia ketiga ke Estonia. Akhirnya kami menemukannya di situs Põllumajandus- ja Toiduamet (Agriculture and Food Board). Di situs tersebut tersedia tata cara untuk melakukan perjalanan dengan membawa hewan untuk kepentingan non-komersial (bukan untuk diperjualbelikan atau dipindahtangankan).

Dari situs tersebut kami mendapatkan kesimpulan, hewan peliharaan bisa dibawa masuk yang penting kedatangannya harus dalam waktu 5 hari semenjak tanggal kedatangan pemilik ke Estonia. Selain dari situs tersebut, kami juga mendapat informasi tentang dokumen yang diperlukan dari situs PetTravel.com.

Secara singkat dokumen yang diperlukan adalah:

  1. Kucing atau anjing harus dipasang microchip yang sesuai dengan standar Uni Eropa.
  2. Vaksin rabies, karena Indonesia adalah negara dengan tingkat rabies tinggi.
  3. Rabies titer test. Ini memerlukan waktu 4-6 minggu karena sampel darah hewan peliharaan harus dikirim ke laboratorium yang diakui oleh Uni Eropa, dalam hal ini laboratoriumnya ada di Inggris.
  4. Sertifikat kesehatan dari dokter hewan yang diakui oleh Departemen Peternakan.
Sertifikat kesehatan dan tes Rabies.
Sertifikat kesehatan dan dokumen tes rabies
Sertifikat vaksin
Sertifikat vaksin rabies dan vaksin pendukung lainnya
Barcode dari microchip yang ditanam ke kulit kucing
Barcode dari microchip yang ditanam ke kulit kucing

Karena kami takut ada kesalahan, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jasa agen relokasi hewan untuk mengurus semua dokumen tersebut. Selain itu juga kami merasa tidak mampu untuk menangani urusan hewan peliharaan berbarengan dengan urusan dokumen relokasi manusia. Pikiran kami sudah terlalu penuh untuk memikirkan semuanya apalagi kami cuma punya waktu 3 bulan. Agen yang membantu kami mengurus semua dokumen waktu itu adalah Animal Express.

Periode yang harus diperhatikan

Ada beberapa periode yang harus diperhatikan saat mengurus pindahan hewan ke Estonia (bisa dibilang aturannya hampir sama untuk seluruh negara anggota Uni Eropa lainnya), yaitu:

  1. Pemasangan microchip dilakukan setelah melakukan vaksin rabies, agar data vaksin tersebut bisa dimasukkan ke dalam microchip-nya.
  2. Untuk melakukan Rabies titer test hanya bisa dilakukan 3 bulan setelah tanggal vaksin rabies, dan hasilnya akan keluar 4-6 minggu setelahnya (belum termasuk waktu untuk pengiriman sampel darah).

Dengan periode yang perlu waktu lebih dari 3 bulan tersebut, akhirnya dengan berat hati kami harus meninggalkan kucing-kucing kami untuk sementara waktu di Indonesia. Kami memutuskan untuk membereskan dulu semua urusan manusia mulai dari dokumen imigrasi, mencari apartemen, hingga menanti izin tinggal kami di Estonia terbit.

Akhirnya di bulan September 2021, istri dan saya berangkat menuju Estonia dan kucing-kucing kami berangkat menuju Bekasi. Waktu itu kami putuskan untuk mengirim mereka dari Denpasar ke Bekasi untuk dititipkan di pet hotel langganan kami Pondok Pak Chiko. Dulu waktu kami masih tinggal di Tangerang Selatan, kami sering menitipkan mereka di sana kalau harus pergi ke luar kota.

Memilih maskapai penerbangan untuk membawa hewan

Akhirnya di bulan Februari 2022, kami memutuskan untuk menjemput mereka. Kenapa harus dijemput dan tidak dikirim saja? Jawabannya adalah aturan “5 hari kedatangan berbarengan dengan pemilik”. Jika hewan tersebut dikirim tanpa ada bukti pemilik juga terbang dari negara asal ke Uni Eropa, maka status hewan tersebut menjadi “commercial import”. Dokumennya menjadi berbeda dan biayanya berkali-kali lipat lebih mahal. Lalu hewan hanya bisa dikirim sampai Frankfurt, Jerman karena Estonia tidak memperbolehkan hewan masuk tanpa ada pemiliknya. Artinya sama saja kami harus terbang ke Jerman dan menjemput mereka. Sebuah opsi yang sangat mahal. Lebih mudah dan murah menjemput mereka ke Indonesia.

Untuk maskapai penerbangan sendiri ada 2 opsi terkenal yang biasanya dipakai orang-orang untuk penerbangan internasional bersama hewan: Qatar Airways dan Turkish Airlines. Untuk Turkish Airlines malah ada opsi untuk membawa kucing atau anjing kecil ke dalam kabin pesawat (tidak perlu masuk kargo pesawat), dan harga per kilogramnya hanya setengah dari harga per kilogram kalau dimasukkan ke kargo. Untuk kasus kami, kami tetap memasukkan mereka ke dalam kargo pesawat untuk menghindari kerepotan saat harus transit di Istanbul karena akan ada kru maskapai yang mengurus mereka saat transit. Selain itu juga karena yang pulang menjemput hanya istri saya, jadi tidak memungkinkan karena ada aturan satu penumpang hanya boleh membawa satu hewan ke dalam kabin pesawat.

Akhirnya setelah dipertimbangkan pilihan kami jatuh kepada Turkish Airlines karena hanya maskapai tersebut yang ada pilihan Jakarta-Tallinn. Sedangkan Qatar Airways adanya Jakarta-Helsinki. Kami rasa terlalu repot dan kasihan kucingnya kalau harus dibawa-bawa di suhu dingin dari Helsinki, Finlandia ke Tallinn, Estonia menggunakan kapal laut. Mereka juga perlu adaptasi dahulu dari negara tropis ke sub-tropis.

Mengingat rumah saya hanya 5 menit dari bandara Tallinn, pilihan menggunakan Turkish Airlines adalah yang paling bijak karena kucing-kucing tidak perlu lama-lama berdingin-dingin di luar.

Tas untuk membawa kucing.
Mereka dicatat sebagai kargo Turkish Airlines.

Begitulah cerita kami merelokasi kucing-kucing kesayangan kami dari Denpasar ke Tallinn. Sekarang keluarga berbulu kami sudah berkumpul bersama lagi dan menjadi kucing ekspatriat. 😸