Di Balik Proyek Live In Estonia

Apa alasan saya membuat website Live in Estonia? Kamu bisa membacanya di sini

pribadi

Di luar memproduksi musik, fotografi terutama landscape dan street photography adalah hobi saya yang lain. Saya membawa kamera mirrorless Sony A6000 setiap hari kemanapun saya pergi. Hobi ini makin saya tekuni sejak saya pindah ke Estonia di bulan Oktober 2021. Tinggal di negara baru dengan pemandangan alam yang indah membuat saya makin bersemangat untuk mengambil foto. Tapi kemudian pertanyaannya, apa yang akan saya lakukan dengan foto-foto tersebut?

People gathered around the bonfire.
The Midsummer's Eve celebration in Tallinn.

Mengunggah foto-foto tersebut ke internet tentu saja adalah jawabannya. Solusi paling mudahnya adalah mengunggah ke Instagram. Tentu saja saya sudah melakukannya. Namun, saya bukan tipe orang yang mempercayai platform media sosial pihak ketiga untuk mengunggah semua hasil karya saya. Saya mulai memprioritaskan domain saya sebagai rumah bagi konten saya di 2019 daripada posting di platform sosial media. Terlebih lagi, saya menyukai konsep IndieWeb di mana “Kontenmu adalah milikmu, dan kamu memiliki kendali atasnya.”

Karena alasan tersebut, saya iseng-iseng mencari nama domain .(dot)com terkait dengan Estonia di Namecheap beberapa minggu lalu. Saya membutuhkan sebuah domain sebagai tempat bagi seluruh foto yang saya ambil hampir tiap minggu. Beruntung, saya menemukan nama domain bagus yang masih tersedia yaitu liveinestonia.com.

Setelah membeli domain tersebut, saya mulai mengembangkan websitenya. Tujuan saya adalah membuat website ini semurah mungkin, bahkan jika memungkinkan tanpa biaya. Pilihan pertama adalah menggunakan WordPress untuk menghindari coding. Tapi, saya tidak dapat menemukan hosting WordPress gratis. Jadi pilihannya adalah, tidak harus coding tapi saya harus membayar hosting.

Saya tidak mau memilih pilihan ini. Jadi, saya memilih untuk membangun mesin blog saya dengan sesederhana mungkin supaya tidak membayar hosting. Ada banyak sekali hosting gratis untuk website statik. Itulah mengapa saya harus menggunakan satu tool yang dapat membuat website statik yang sudah familiar bagi saya untuk menghindari learning curve.

Pilihan technology stack saya adalah Next.js untuk membuat situs statik, Google Photos sebagai Content Management System (CMS) dan saya letakkan situsnya di Vercel. Dengan technology stack tersebut, saya tidak menghabiskan biaya tambahan untuk menjalankan website-nya selain biaya domain dan langganan Google Photos. Saya sudah berlangganan Google One selama satu tahun yang juga mencakup langganan Google Photos. Terlebih lagi, saya membuat mesin blog saya tersedia secara open-source jika kamu ingin menggunakannya. Kamu bisa mengunjungi dan fork repositori GitHub di sini.

Akhir kata, silakan menikmati karya fotografi saya di website Live in Estonia. Kamu bisa menghubungi saya jika kamu memiliki proyek menarik dan ingin berkolaborasi dengan saya.