E-KTP Yang Sesungguhnya Itu Seperti Apa?

Penerapan E-KTP atau eID di Estonia, seperti apa bentuknya?

estonia

Saat saya lagi asik scroll-scroll linimasa di Twitter, saya tergelitik oleh satu berita soal Kementerian Dalam Negeri RI akan mengujicoba E-KTP Digital dengan kode QR. Seketika saya berpikir, “Jadi huruf E di depan E-KTP itu artinya apa? Kok jadi ada E-KTP digital?”

Lalu berikutnya saya menemukan sebuah utas berikut ini. Walaupun saya tahu ini hanya sebuah bercandaan, tapi tidak menutup kemungkinan penerapannya di lapangan akan jadi seperti itu 😅

Setelah membaca utas tersebut, saya jadi ingin berbagi pengalaman soal bagaimana sih penerapan E-KTP, yang kalau di Estonia disebutnya eID. Kebetulan saya sudah merasakan kemudahan eID Estonia sejak 2017 jauh sebelum saya tinggal di Estonia lewat program Estonia e-Residency. Ketika akhirnya saya pindah ke Estonia tahun 2021, saya makin merasakan manfaatnya eID dengan data yang terintegrasi di setiap sendi-sendi kehidupan.

Bagaimana bentuknya eID?

Bentuk utama dari eID itu ya kartu fisik yang ada chip-nya di bagian belakang. Persis seperti kartu ATM.

eID bagian depan
Kartu ID Estonia bagian depan

Lalu fungsi chip-nya apa? Apakah sekadar buat gaya-gayaan? Tentu saja tidak. Jadi kartu ID Estonia itu bisa dibaca dengan menggunakan card reader USB yang disambungkan ke komputer. Seperti ini penampakannya ketika sedang digunakan.

eID bagian belakang
Kartu ID Estonia saat digunakan

Nama program untuk membaca kartunya adalah DigiDoc4 Client, ini aplikasi resmi dari pemerintah yang bisa diunduh dari situs id.ee. Penampakannya seperti ini.

DigiDoc4 Client
Aplikasi DigiDoc4 untuk membaca kartu ID Estonia

Di program ini, kita bisa mengganti PIN 1 yang biasanya digunakan untuk login ke berbagai layanan online milik pemerintah atau pun milik swasta yang sudah terintegrasi dengan eID. Lalu kita juga bisa mengganti PIN 2 yang biasanya digunakan untuk menandatangani dokumen-dokumen resmi baik untuk keperluan dengan kantor pemerintahan atau pun untuk keperluan bisnis dan personal. Jadi di Estonia, tandatangan secara digital jauh lebih kuat dibanding tandatangan menggunakan pena. Karena tandatangan digital sulit dipalsukan. Sedangkan PUK adalah semacam master password kalau perlu melakukan reset PIN 1 dan PIN 2. Kalau PUK ini sampai hilang, dengan terpaksa harus diurus lagi ke kantor pemerintah untuk minta PUK yang baru.

Selain dalam bentuk kartu fisik, eID juga tersedia dalam bentuk Mobile ID dan Smart ID. Mobile ID itu terikat ke nomor ponsel jadi kita bisa login atau menandatangani dokumen via SMS. Sedangkan Smart ID itu sebuah aplikasi tambahan yang terikat dengan ponselnya itu sendiri dan memiliki fungsi yang sama. Biasanya Mobile ID dan Smart ID lebih sering digunakan karena tidak perlu repot-repot mengeluarkan card reader dan laptop. Tentu saja karena tetap ada eID yang berbentuk kartu fisik, kita tidak perlu khawatir jika kehilangan ponsel atau nomor ponsel.

Mohon maaf, saya tidak bisa tunjukkan bentuk Smart ID karena aplikasinya menghalangi fungsi screenshot di ponsel.

Yang bisa dilakukan dengan eID

Inti utama dari eID ini adalah data yang terintegrasi. Jadi bukan sekadar mengubah bentuk kartu menjadi kode QR. Dengan adanya data yang terintegrasi, maka hanya dengan satu eID kita bisa:

  • Login dan akses seluruh layanan pemerintah seperti: mendaftarkan alamat rumah ke population register (semacam Disdukcapil), deklarasi pajak yang tidak sampai 5 menit, akses rekam medis, mendirikan perusahaan dalam waktu kurang dari 24 jam, membeli dan mendaftarkan kepemilikan apartemen/rumah/tanah/hutan, dan banyak lagi. Lengkapnya bisa dicek di Eesti.ee.
  • Login dan akses layanan perbankan. Membuka rekening bank di Estonia bisa dilakukan dari rumah (pengalaman dari bank LHV yang saya gunakan, tidak tahu kalau bank lain). Tinggal colok kartu maka semua data otomatis terisi dan kurang dari 5 menit rekening sudah bisa dipakai.
  • Sebagai kartu asuransi kesehatan milik pemerintah, seperti BPJS kalau di Indonesia.
  • Khusus untuk kota dan warga Tallinn, eID juga bisa disambungkan ke kartu transportasi umum sehingga kita bisa menikmati transportasi publik secara gratis di dalam kota Tallinn. Darimana sistem bisa tahu kalau kita warga Tallinn atau warga kota lain yang sedang jalan-jalan di Tallinn? Tentu saja dari data di population register. Ini lah gunanya data yang terintegrasi.
  • Beberapa supermarket juga sudah ada yang terintegrasi dengan eID, jadi untuk membuat loyalty card bisa hanya dengan menggunakan eID.
  • Voting untuk pilkada dan pilpres secara daring (online). Tapi ini hanya bisa dilakukan oleh warga negara Estonia, kalau sekadar ekspatriat jelas tidak bisa.

Contoh tampilan saat mau login ke akun bank. Tidak perlu bikin akun khusus, cukup pakai kartu ID, Mobile ID, atau Smart ID.

LHV login screen
eID bisa digunakan untuk masuk ke aplikasi perbankan

Selain untuk mengakses layanan, eID juga digunakan untuk menandatangani aneka macam dokumen resmi. Aplikasinya menggunakan DigiDoc4 Client juga. Seperti ini penampakannya, kita bisa memilih untuk menandatangani dokumen dengan menggunakan kartu, Mobile ID, atau Smart ID. Jadi berkas dokumen yang mau ditandatangani, kita masukkan ke DigiDoc4 Client, tandatangani dengan eID, lalu aplikasi akan menghasilkan berkas dengan format “.asice”. Berkas berformat “.asice” ini lah yang kita kirimkan ke orang-orang. Jika ada lebih dari satu orang yang harus menandatangani, ya berkas “.asice” ini tinggal dibuka pakai DigiDoc4 Client lalu orang kedua, ketiga, dan seterusnya menggunakan eID masing-masing untuk membubuhkan tandatangannya (sertifikat digital).

DigiDoc4 signature
Menandatangani dokumen dengan menggunakan eID

Saking terintegrasinya, kalau misal baru punya anak dan bingung mau memberi nama anak yang tidak pasaran, kita bisa cek di population register ada berapa orang di Estonia yang memiliki nama yang sama 😅

Population registry
Mencari seberapa banyak nama tertentu di basis data populasi

Kesimpulan

Jadi sebenarnya dibandingkan mengubah bentuk KTP, menurut saya akan lebih baik yang pertama kali perlu dilakukan adalah merapikan dan mengintegrasikan data terlebih dahulu. Pasti teman-teman ada yang bertanya, bagaimana kalau misalnya ada orang yang gaptek dan tidak mengerti cara pakai komputer atau ponsel? Itu lah gunanya kartu fisik yang memiliki chip. Di kantor pemerintahan, bank, atau bahkan supermarket biasanya tetap ada card reader-nya dan pasti ada petugas yang akan membantu.