Empat tahun lalu saya berbagi tips tentang mencari pekerjaan sebagai software developer di luar negeri. Tips yang berasal dari pengalaman pribadi hingga saya bisa pindah ke Estonia. Kali ini saya akan berbagi lagi pengalaman saya saat terkena PHK dari perusahaan yang merekrut dan mensponsori visa kerja saya di Estonia.
Ketika artikel ini ditulis, posisi saya sudah lebih dari 6 bulan dari saat kena PHK. Saya terkena PHK di 28 Februari 2025 bersama beberapa anggota tim software engineer lain akibat perusahaan ingin melakukan efisiensi.
Dari semenjak tahun kedua saya tinggal di Estonia, saya sudah mencari tahu apa saja jenis-jenis izin tinggal (residence permit) di Estonia karena saya dan istri sudah mantap untuk menetap lama di negara ini. Apalagi di tahun kedua istri sudah mulai berusaha untuk membangun bisnisnya sendiri.
Perlu dipahami, yang saya jabarkan di bawah ini konteksnya untuk menjadi karyawan. Saya tidak menjabarkan untuk yang mau pindah mandiri atau yang mau berwirausaha, karena kalau saya jelaskan artikel ini akan menjadi terlalu panjang.
Di Estonia, ada beberapa jenis izin tinggal:
Yang menarik adalah TRP juga memiliki beberapa jenis. Saya akan bahas yang relevan untuk karyawan saja.
Karena saya sudah tahu opsi-opsinya, maka saya menargetkan harus bisa dapat TRP for Settling Permanently. Syarat “membuktikan bisa terintegrasi dengan baik di Estonia” ini sebetulnya sangat mengambang, karena di website imigrasi Estonia pun tidak ada penjelasannya.
Jadi saya melakukan hal yang paling dasar dulu deh. Harus bisa berbahasa Estonia, supaya bisa membuktikan memang saya ingin berintegrasi. Makanya di tahun kedua saya intensif belajar dan mengambil tes resmi untuk level A2. A2 ini satu tingkat di bawah B1. Dan lulus. Jadi di akhir tahun kedua saya tinggal di sini, saya sudah punya sertifikat A2.
Di pertengahan tahun 2024, perusahaan tempat saya bekerja melakukan efisiensi. Untungnya di gelombang PHK saat itu saya tidak terdampak. Yang terkena efisiensi kebanyakan karyawan yang tidak berlokasi di kantor pusat. Sampai bulan September 2024, saya merasa pemasukan perusahaan tidak lebih baik. Saya sudah mencium bakal ada PHK lagi tapi tidak tahu kapan. Manajer saya saat itu pun cuma bisa bilang, “Siap-siap saja”.
Saat itu saya cuma bisa berdoa, “Semoga jangan ada PHK lagi sampai Desember 2024 berakhir.” Karena setelah Desember 2024 saya sudah bisa mengajukan TRP for Settling Permanently.
Begitu masuk bulan Januari 2025, saya langsung kirim semua dokumen yang diperlukan untuk mengajukan TRP for Settling Permanently. Saya masukkan sertifikat bahasa. Juga karena saya punya perusahaan di sini yang biasa saya pakai untuk melakukan proyek sampingan, maka saya masukkan juga laporan keuangannya.
Sepengalaman ekspat-ekspat lain, proses pengajuan ini membutuhkan waktu 2-3 bulan. Alhamdulillah, proses pengajuan saya cuma membutuhkan waktu 3 minggu. Di minggu pertama Februari 2025, saya sudah punya kartu identitas baru. Izin tinggal tanpa sponsor perusahaan manapun. Jadi saya bisa saja mencari kerja remote dari luar Estonia, berbisnis, ataupun freelance yang penting tetap bayar pajak di Estonia.
Jumat, 28 Februari 2025. Saat itu saya ada jadwal 1-on-1 meeting rutin dengan manajer. Nah, begitu saya masuk ke Zoom ternyata di dalam ada manajer dan CEO perusahaan.
Reflek saya berkata, “Hey! Am I getting laid off today?” Dan CEO pun bilang, “Sadly, yes. But, how do you know it? Also HR told me that your visa is not sponsored by us anymore.” Akhirnya saya jelaskan kalau saya sudah bisa membaca tanda-tanda akan terjadi PHK dari semenjak Q4 2024, dan saya sudah bersiap-siap.
Itu hari yang cukup emosional. Emosional karena harus saying goodbye dengan anggota tim lain yang sudah bekerja bareng selama 3,5 tahun.
Karena status saya terkena PHK, maka saya berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam bentuk uang bulanan dan dukungan untuk mencari pekerjaan baru. Saya mendaftarkan status pengangguran saya ke Töötukassa. Ini adalah badan milik pemerintah yang mengurusi masalah pengangguran.
Sebagai pengangguran resmi, tunjangan yang saya dapat dari pemerintah adalah:
Tapi kalau saya mendapatkan pekerjaan atau pemasukan di atas 500€, maka otomatis status pengangguran saya hilang dan semua tunjangan juga hilang.
Saya terdaftar sebagai pengangguran hanya 3 bulan saja, karena di bulan ketiga saya mendapatkan pekerjaan freelance. Terdaftar sebagai pengangguran resmi juga ada tidak enaknya, yaitu saya tidak bisa melakukan bisnis. Fokusnya hanya bisa untuk mencari pekerjaan full-time. Sedangkan saat itu dalam 3 bulan saya sudah merasa menyerah karena sulit sekali mendapatkan pekerjaan. Istri pun setuju kalau saya sebaiknya keluar saja dari status pengangguran. Lebih baik kalau sambil melamar-lamar kerja, saya juga mengerjakan produk sendiri, dan freelancing untuk bertahan hidup.
Saat ini saya masih melamar-lamar kerja, tapi tidak seagresif di 3 bulan awal setelah PHK. Saya hanya melamar kalau ada posisi yang menarik dan bisa remote. Sembari mencari, saya sibuk mengembangkan bisnis teknologi musik saya di Nanas Sound.
Saya juga membantu istri saya untuk mengembangkan bisnis hotel untuk anjing dan kucing di Estonia. Cerita tentang bisnis ini mungkin akan saya bahas di lain waktu.