Mencari Pekerjaan Sebagai Software Developer Di Luar Negeri

Proses saya dalam mencari pekerjaan di benua Eropa.

pribadi

Tiga bulan berlalu semenjak saya pindah dari Denpasar ke Tallinn, Estonia. Sekarang saatnya saya berbagi pengalaman tentang bagaimana caranya saya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai software developer di Estonia dan di masa pandemi pula. Yang mana di masa sekarang bepergian ke luar negeri itu lebih sulit dari biasanya.

Asep in Tallinn

Hal pertama kali yang saya lakukan adalah menentukan negara yang akan menjadi tujuan. Walaupun sebenarnya saya sangat ingin sekali ke Finlandia atau Estonia, saat mencari pekerjaan saya putuskan untuk memperbanyak jumlah negara target sekadar untuk memperbesar peluang. Oleh karena itu akhirnya saya memutuskan melamar ke beberapa negara yang saya rasa menarik tapi hanya yang tergabung di Uni Eropa. Yang ada di pikiran saya saat itu sederhana, “Pindah saja dulu keluar dari Indonesia ke salah satu negara di Uni Eropa. Kalau setelah pindah masih ada rasa ingin ke Finlandia atau Estonia, nanti cari jalan lagi.”

Alhasil, dari sekitar 90-an surat lamaran yang sesuai dengan skill set saya, mayoritas lamaran terkirim ke Jerman, Portugal, dan Belanda. Malah Finlandia saya hanya kirim 3, dan Estonia saya hanya kirim 1. Kamu sudah tahu hasilnya, dari satu-satunya surat lamaran malah itu yang tembus 😅

Beberapa tempat mencari lowongan pekerjaan

Karena target saya adalah relokasi atau pindah negara, maka lowongan pekerjaan yang saya lamar hanya yang menawarkan paket relokasi/mensponsori pindahan bersama keluarga. Lowongan yang sifatnya remote saya lewatkan.

Tempat andalan saya adalah Linkedin Job. Fitur ini bisa diakses dari menu utama Linkedin di bagian atas yang bertuliskan “Jobs”. Menurut saya fitur ini sangat powerful. Yang waktu itu saya lakukan adalah saya pasang job alert di sana. Sehingga saat ada lowongan baru, Linkedin akan mengirimi saya email. Kriteria job alert saya waktu itu:

  • Full-stack developer JavaScript, PHP, atau Ruby
  • Berlokasi di Jerman, Belanda, Portugal, Estonia, atau Finlandia
  • Full-time
  • On-site atau hybrid.

Lalu dari mana saya tau kalau lowongan tersebut menawarkan paket relokasi? Tentu saja dengan membaca deskripsi di lowongan pekerjaannya. Kalau misalnya tidak disebutkan di deskripsi bagaimana? Kalau saya waktu itu ya tetap lamar saja, toh nanti bisa ditanyakan saat wawancara.

Bagaimana bisa mendapatkan panggilan wawancara kalau mengirim lamaran saja tidak dilakukan? 🤷🏻‍♂️

Satu tips dari saya jika mau memaksimalkan Linkedin, yaitu ikuti “Linkedin skill assesment test” yang berhubungan dengan skill yang kamu pasang di profilmu. Caranya dengan mengeklik tombol “Take skill quiz”. Pastikan lulus dan mendapat “Linkedin Skill Assesment badge”.

Linkedin Job

Hal itu bisa membantu algoritma Linkedin Job saat mengeluarkan rekomendasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilanmu. Perhatikan gambar di Linkedin Job saya, di situ ada lowongan yang menyatakan kemampuan saya cocok untuk melamar pekerjaan tersebut, “You have preferred skill badge”. Yang paling saya suka dari Linkedin Job adalah saat ada lowongan yang ada tombol bertuliskan “Easy Apply”, ini tinggal klik saja dan biasanya tidak perlu menulis cover letter lagi. Mayoritas lamaran saya via tombol ini karena sudah terlalu malas untuk menulis cover letter yang dipersonalisasikan untuk puluhan lamaran.

Linkedin Job

Selain menggunakan Linkedin, saya juga menggunakan situs relocate.me, dan browsing secara manual halaman karir dari situs-situs perusahaan di Uni Eropa yang saya tahu dan ingin saya coba lamar.

Menyiapkan CV

Saat membuat CV sebaiknya menggunakan format Europass. Ini format yang sangat membosankan, tapi memang efektif. Format ini benar-benar fokus ke pengalaman kerjamu. Jadi tidak akan ada itu CV dengan desain aneh-aneh atau mencantumkan keterampilan dengan mengklaim sendiri tanpa patokan jelas seperti: PHP 70%, JavaScript 80%, atau Adobe Photoshop 7/10. 🤪

Untuk membuat CV dengan format tersebut, paling mudah dengan mengunjungi situs Europass European Union. Di situs ini kamu bisa menuliskan biodata dan pengalaman kerjamu lalu mengekspornya jadi format PDF yang siap dikirimkan.

Tips dari saya saat melamar kerja ke perusahaan di Eropa, sebaiknya tidak usah menyertakan foto, tanggal lahir, dan jenis kelamin. Ini bisa diatur saat kamu mengekspor CV-mu ke format PDF.

Yang cukup menarik lagi dari situs ini, kamu bisa menyimpan beberapa versi CV dan cover letter. Jadi saat kamu membutuhkan sedikit personalisasi saat melamar pekerjaan seperti misalnya menyebutkan nama perusahaan target di cover letter kamu sudah punya template.

Europass

Lamar sebanyak-banyaknya

Ini tips terakhir kalau kamu memang benar-benar ingin pindah negara, tetap gigih dalam melamar. Lamar sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan peluang yang lebih besar untuk dipanggil wawancara. Dari sekitar 90-an lamaran yang saya kirimkan, itu hanya membuahkan 3 panggilan wawancara. Jadi bisa dikira-kira sendiri rasionya.

Tentu saja ada faktor-faktor lain yang menentukan kamu akan dipanggil wawancara atau tidak seperti pengalaman kerjamu, skill set, dan latar belakang pendidikan formal. Tapi jangan khawatir karena latar belakang pendidikan formal bisa tertutupi oleh pengalaman kerja. Yang paling penting coba saja dulu.

Semoga cara-cara di atas bisa membantu kamu yang ingin mencari pekerjaan di luar negeri, apapun negara idamanmu.